Minggu, 15 Oktober 2023

Air Bangis dan kearifan lokal yang kaya budaya


Nagari Air Bangis merupakan satu-satunya Nagari yang berada didalam wilayah administratif Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat, sehingga secara otomatis luas wilayah Nagari Air Bangis sama dengan luas wilayah Kecamatan Sungai Beremas.

Secara geografis Nagari Air Bangis terletak di 000 09’ – 000 31’ LU dan 990 10’ – 990 34’ BT dengan ketinggian dari permukaan laut 0-319 mdpl, sedangkan luas wilayah mencapai 440,48 KM2  yaitu sekitar 11,33% dari luas wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

Nagari Air Bangis berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia disebelah Selatan, Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ranah Batahan, Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Koto Balingka.

Destinasi Wisata yang menjadi andalan di Nagari Air Bangis yang ramai dikunjungi oleh wisatawan adalah Taman Nagari Pantai Air Bangis, Pantai Tugu, Wisata Pulau, Wisata Hutan Mangrove dan wisata bahari lainnya.

Nagari Air Bangis, yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat adalah salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan kearifan lokal dan budaya tradisional. Di dalamnya terdapat berbagai aspek kehidupan masyarakat yang menjadi cerminan dari warisan budaya yang berharga. Di bawah ini adalah beberapa aspek kearifan lokal yang mungkin ada di daerah tersebut:

1.      Adat Istiadat dan Upacara Tradisional

Di Nagari Air Bangis, adat istiadat dan upacara tradisional masih sangat dihormati dan dilestarikan. Ini termasuk pernikahan adat dengan berbagai macam rangkaian adatnya, seperti manta tando, mendudukan pangulu, malam bainai, basandiang duo hingga kenduri.Selain itu juga ada upacara pengucapan syukur atas kelahiran bayi atau turun mandi dan syukur setelah melakukan khitan yang dikenal dengan nama basilam, dan berbagai ritual keagamaan yang menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.

 

2.      Kerajinan Tangan Tradisional

Daerah ini memiliki kerajinan tangan tradisional yang unik, seperti anyaman tikar, pembuatan kain tenun sulaman emas, dan kerajinan kayu berbentuk miniatur kapal. Kerajinan tangan ini sering kali menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian penduduk Air Bangis dan juga mewakili warisan budaya yang berharga. Terutama sulaman benang emas. Sulaman ini biasa digunakan pada acara-acara adat di Air Bangis dengan motif-motif yang didominasi dengan motif flora. Masing-masing bentuk dan penggunaan bentuk benda sulaman benang emas disesuaikan dengan fungsi dan acara adat yang dilakukan. Seperti lombo yang digunakan sebagai penutup tempat tidur, pancuang sebagai kain pintu, mato banta sebagai alas bantal bagian atas, dan lainnya.

 

3.      Kearifan Lokal dalam Perikanan

Kehidupan masyarakat Nagari Air Bangis sangat bergantung dengan perikanan. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Mereka juga memiliki sistem perikanan berkelanjutan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, termasuk praktik-praktik yang menghormati alam dan lingkungan. Seperti menjadi nelayan, menjadi pembuat kapal, distributor ikan hasil laut, serta menjadi pengusaha ikan asin.

Sebelum Negara membuat peraturan perundang-undangan tentang kelautan dan perikanan sampai detail tetek bengek aturan perizinan, pemakaian dan jenis alat tangkap ikan yang digunakan oleh nelayan, Nelayan Air Bangis sebenarnya sudah mempunyai dan menerapkan berbagai aturan untuk mengelola sumber daya alam mereka sendiri. Mulai dari wilayah penangkapan, waktu melaut, alat tangkap, hingga aturan cara pembelian hasil laut yang telah disepakati bersama.

Masyarakat pesisir Air Bangis mempunyai cara sendiri untuk mengelola sumber daya alam kelautan mereka. Dahulu, diwilayah pantai terdapat seorang tua yang menjadi pimpinan dari nelayan Air Bangis yang mengatur wilayah pantai, mereka menyebutnya dengan “Tuo Pasia.” Tuo pasia adalah seorang yang dituakan yang lebih berpengalaman, lebih mengerti tentang wilayah pantai dan laut dan tentunya juga lebih paham membaca keadaan alam.

Rang Tuo Pasia berperan dalam menentukan waktu untuk turun melaut. Arahan dan nasehatnya didengar oleh para nelayan. Selain sebagai pimpinan, Rang Tuo pasia berkewajiban mengawasi setiap aturan yang dibuat bersama oleh Nelayan. Masyarakat membuat aturan bersama, disepakati bersama, dijalankan bersama dan diawasi bersama pula. Oleh sebab itu masyarakat pada waktu itu tahu dan mengerti tentang aturan dan cara menerapkan aturan tersebut karena dibuat bersama dan untuk kepentingan bersama. Hal ini sangat terbalik dengan kondisi saat ini, masyarakat sekarang tidak tahu menahu tentang peraturan yang dibuat untuk mengatur mereka karena hanya dibuat oleh segelintir orang yang duduk dikursi empuk dalam gedung mewah dan tidak selalu untuk kepentingan bersama.

Beberapa aturan yag dibuat bersama oleh masyarakat nelayan Air Bangis dahulunya adalah aturan tentang alat tangkap, musim dan waktu melaut, wilayah tangkap hingga ke penjualan dan distribusi hasil tangkap. Masing-masing nelayan memakai alat tangkap yang berbeda dan mempunyai wilayah tangkap yang berbeda pula menurut alat tangkap yang mereka gunakan.

 

4.      Kuliner Tradisional

Kuliner tradisional juga menjadi bagian penting dalam budaya lokal. Makanan khas daerah ini mencerminkan bahan-bahan lokal yang digunakan dalam hidangan tradisional, seperti makanan gulai ikan hiu, ikan talang, katupek bakorak, kue ulu podeh, kue bongko, rending udang, gulai cuko, goring asam ayam, dan banyak lagi makanan tradisional yang disediakan oleh Nagari Air Bangis.

 

5.      Musik dan Tarian Tradisional

Musik dan tarian tradisional digunakan dalam berbagai upacara dan perayaan. Ini mencakup alat musik tradisional dan gerakan tarian yang diwariskan dari generasi ke generasi. Seperti Randai, Debus, Silat, Lukah gilo, dan Tari Salapan. Salah satu kesenian tari yang dahulunya sangat eksis dan digemari oleh masyarakat yaitu Tari Salapan.

Tari merupakan bagian dari kebudayaan yang menggambarkan ciri khas dari budaya di tempat mana tari itu tumbuh dan berkembang. Soedarsono (1977: 17) mengatakan bahwa tari adalah “ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak yang ritmis dan indah”.

Tari Salapan adalah tarian tradisional yang tumbuh dan berkembang diKanagarian Air bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat. Tari Salapan merupakan tarian yang menceritakan tentang para pejuang yang memiliki semangat juang untuk melawan penjajah demi meraih kemerdekaan Indonesia. Tari Salapan dahulunya berfungsi sebagai tanda bahwasanya masyarakat Nagari Air Bangis memiliki kekompakan serta kebersamaan untuk melawan para penjajah Belanda pada saat sebelum kemerdekaan. Pada masa itu masyarakat berrprinsip bahwa walaupun ysang saka merah putih tidak bisa dikibarkan diudara maka melalui taripun dapat mereka mengungkapkannya. Setelah Indonesia merdeka, tarian ini masih di gunakan oleh masyarakat Nagari Air Bangis, namun fungsinya sudah berubah dan berfungsi sebagai hiburan masyarakat sekitar. Tari Salapan ini ditampilkan seperti pada peringatan hari kartini, hari kemerdekaan, hari pramuka, serta pada acara pesta perkawinan, dan juga untuk diperlombakan atau difestivalkan.Menurut Rospan menyatakan bahwa tari Salapan ini adalah tari perjuangan yang diwariskan secara turun temurun.Tarian ini sudah ada sebelum zaman kemerdekaan kisaran tahun 40-an, tarian ini diberi nama tari salapan karena tarian ini ditarikan dengan jumlah penari delapan orang dan properti untaian tali berumlah delapan buah, serta pola lantai dalam tarian ini ada yang membentuk angka delapan.

    Demikian beberapa kearifan lokal yang ada di Air Bangis, jika ingin mengenal lebih dekat dengan Air Bangis silahkan berkunjung bersama keluarga besar menikmati keindahan alam Air bangis dan kuliner-kulinernya yang memanjakan lidah.

Referensi:

1. https://www.airbangis.com/2019/08/23/tuo-pasia-dan-adat-kelautan-di-air-bangis/

2.  https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/nagari_air_bangis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar