Secara
geografis Nagari Air Bangis terletak di 000 09’ – 000 31’ LU dan
990 10’ – 990 34’ BT dengan ketinggian dari permukaan laut 0-319
mdpl, sedangkan luas wilayah mencapai 440,48 KM2 yaitu sekitar
11,33% dari luas wilayah Kabupaten Pasaman Barat.
Nagari Air
Bangis berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia disebelah Selatan, Sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Ranah Batahan, Sebelah Barat berbatasan langsung dengan
Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Koto
Balingka.
Destinasi
Wisata yang menjadi andalan di Nagari Air Bangis yang ramai dikunjungi oleh
wisatawan adalah Taman Nagari Pantai Air Bangis, Pantai Tugu, Wisata Pulau,
Wisata Hutan Mangrove dan wisata bahari lainnya.
Nagari Air Bangis, yang terletak di Kabupaten
Pasaman Barat, Sumatera Barat adalah salah satu wilayah di Indonesia yang kaya
akan kearifan lokal dan budaya tradisional. Di dalamnya terdapat berbagai aspek
kehidupan masyarakat yang menjadi cerminan dari warisan budaya yang berharga.
Di bawah ini adalah beberapa aspek kearifan lokal yang mungkin ada di daerah
tersebut:
1. Adat Istiadat dan Upacara Tradisional
Di Nagari Air
Bangis, adat istiadat dan upacara tradisional masih sangat dihormati dan
dilestarikan. Ini termasuk pernikahan adat dengan berbagai macam rangkaian
adatnya, seperti manta tando, mendudukan pangulu, malam bainai, basandiang duo
hingga kenduri.Selain itu juga ada upacara pengucapan syukur atas kelahiran
bayi atau turun mandi dan syukur setelah melakukan khitan yang dikenal dengan
nama basilam, dan berbagai ritual keagamaan yang menjadi bagian penting dalam
kehidupan masyarakat.
2. Kerajinan Tangan Tradisional
Daerah ini memiliki
kerajinan tangan tradisional yang unik, seperti anyaman tikar, pembuatan kain
tenun sulaman emas, dan kerajinan kayu berbentuk miniatur kapal. Kerajinan
tangan ini sering kali menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian penduduk Air
Bangis dan juga mewakili warisan budaya yang berharga. Terutama sulaman benang
emas. Sulaman ini biasa digunakan pada acara-acara adat di Air Bangis dengan
motif-motif yang didominasi dengan motif flora. Masing-masing bentuk dan
penggunaan bentuk benda sulaman benang emas disesuaikan dengan fungsi dan acara
adat yang dilakukan. Seperti lombo yang digunakan sebagai penutup tempat tidur,
pancuang sebagai kain pintu, mato banta sebagai alas bantal bagian atas, dan
lainnya.
3. Kearifan Lokal dalam Perikanan
Kehidupan masyarakat
Nagari Air Bangis sangat bergantung dengan perikanan. Sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Mereka juga memiliki sistem perikanan
berkelanjutan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, termasuk
praktik-praktik yang menghormati alam dan lingkungan. Seperti menjadi nelayan,
menjadi pembuat kapal, distributor ikan hasil laut, serta menjadi pengusaha
ikan asin.
Sebelum Negara
membuat peraturan perundang-undangan tentang kelautan dan perikanan sampai
detail tetek
bengek aturan perizinan, pemakaian dan jenis alat tangkap ikan
yang digunakan oleh nelayan, Nelayan Air Bangis sebenarnya sudah mempunyai dan menerapkan berbagai
aturan untuk mengelola sumber daya alam mereka sendiri. Mulai dari wilayah
penangkapan, waktu melaut, alat tangkap, hingga aturan cara pembelian hasil
laut yang telah disepakati bersama.
Masyarakat
pesisir Air Bangis mempunyai cara sendiri untuk mengelola sumber daya alam
kelautan mereka. Dahulu, diwilayah pantai terdapat seorang tua yang menjadi
pimpinan dari nelayan Air Bangis yang mengatur wilayah pantai, mereka
menyebutnya dengan “Tuo Pasia.” Tuo pasia adalah seorang yang dituakan yang
lebih berpengalaman, lebih mengerti tentang wilayah pantai dan laut dan
tentunya juga lebih paham membaca keadaan alam.
Rang Tuo Pasia
berperan dalam menentukan waktu untuk turun melaut. Arahan dan nasehatnya
didengar oleh para nelayan. Selain sebagai pimpinan, Rang Tuo pasia
berkewajiban mengawasi setiap aturan yang dibuat bersama oleh Nelayan.
Masyarakat membuat aturan bersama, disepakati bersama, dijalankan bersama dan
diawasi bersama pula. Oleh sebab itu masyarakat pada waktu itu tahu dan
mengerti tentang aturan dan cara menerapkan aturan tersebut karena dibuat
bersama dan untuk kepentingan bersama. Hal ini sangat terbalik dengan kondisi
saat ini, masyarakat sekarang tidak tahu menahu tentang peraturan yang dibuat
untuk mengatur mereka karena hanya dibuat oleh segelintir orang yang duduk
dikursi empuk dalam gedung mewah dan tidak selalu untuk kepentingan bersama.
Beberapa aturan
yag dibuat bersama oleh masyarakat nelayan Air Bangis dahulunya adalah aturan
tentang alat tangkap, musim dan waktu melaut, wilayah tangkap hingga ke
penjualan dan distribusi hasil tangkap. Masing-masing nelayan memakai alat
tangkap yang berbeda dan mempunyai wilayah tangkap yang berbeda pula menurut
alat tangkap yang mereka gunakan.
4. Kuliner Tradisional
Kuliner
tradisional juga menjadi bagian penting dalam budaya lokal. Makanan khas daerah
ini mencerminkan bahan-bahan lokal yang digunakan dalam hidangan tradisional,
seperti makanan gulai ikan hiu, ikan talang, katupek bakorak, kue ulu podeh,
kue bongko, rending udang, gulai cuko, goring asam ayam, dan banyak lagi
makanan tradisional yang disediakan oleh Nagari Air Bangis.
5. Musik dan Tarian Tradisional
Musik dan tarian
tradisional digunakan dalam berbagai upacara dan perayaan. Ini mencakup alat
musik tradisional dan gerakan tarian yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Seperti Randai, Debus, Silat, Lukah gilo, dan Tari Salapan. Salah satu kesenian
tari yang dahulunya sangat eksis dan digemari oleh masyarakat yaitu Tari
Salapan.
Tari merupakan
bagian dari kebudayaan yang menggambarkan ciri khas dari budaya di tempat mana
tari itu tumbuh dan berkembang. Soedarsono (1977: 17) mengatakan bahwa tari
adalah “ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak yang ritmis dan
indah”.
Tari Salapan
adalah tarian tradisional yang tumbuh dan berkembang diKanagarian Air bangis
Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat. Tari Salapan merupakan tarian
yang menceritakan tentang para pejuang yang memiliki semangat juang untuk
melawan penjajah demi meraih kemerdekaan Indonesia. Tari Salapan dahulunya
berfungsi sebagai tanda bahwasanya masyarakat Nagari Air Bangis memiliki
kekompakan serta kebersamaan untuk melawan para penjajah Belanda pada saat
sebelum kemerdekaan. Pada masa itu masyarakat berrprinsip bahwa walaupun ysang
saka merah putih tidak bisa dikibarkan diudara maka melalui taripun dapat
mereka mengungkapkannya. Setelah Indonesia merdeka, tarian ini masih di gunakan
oleh masyarakat Nagari Air Bangis, namun fungsinya sudah berubah dan berfungsi
sebagai hiburan masyarakat sekitar. Tari Salapan ini ditampilkan seperti pada
peringatan hari kartini, hari kemerdekaan, hari pramuka, serta pada acara pesta
perkawinan, dan juga untuk diperlombakan atau difestivalkan.Menurut Rospan
menyatakan bahwa tari Salapan ini adalah tari perjuangan yang diwariskan secara
turun temurun.Tarian ini sudah ada sebelum zaman kemerdekaan kisaran tahun
40-an, tarian ini diberi nama tari salapan karena tarian ini ditarikan dengan
jumlah penari delapan orang dan properti untaian tali berumlah delapan buah,
serta pola lantai dalam tarian ini ada yang membentuk angka delapan.
Demikian beberapa kearifan lokal yang ada di Air Bangis, jika ingin mengenal lebih dekat dengan Air Bangis silahkan berkunjung bersama keluarga besar menikmati keindahan alam Air bangis dan kuliner-kulinernya yang memanjakan lidah.
Referensi:
1. https://www.airbangis.com/2019/08/23/tuo-pasia-dan-adat-kelautan-di-air-bangis/
2. https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/nagari_air_bangis